Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo UNS memiliki luasan sebesar 126,291 ha dengan altitude 200-325 mdpl. Habitat KHDTK Gunung Bromo sangat ramah dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup berbagai fauna yang ada didalamnya. Sumber daya alam KHDTK Gunung Bromo masih terjaga dan terawat dengan baik menjadi salah satu faktor tingginya kualitas lingkungan di KHDTK Gunung Bromo. Hal tersebut berpengaruh terhadap eksistensi fauna didalamnya. Salah satu fauna langka yang tergolong dalam spesies burung predator (raptor) dapat dijumpai di KHDTK Gunung Bromo yaitu Elang Brontok.

Foto oleh : Tim Fauna KHDTK Gunung Bromo

       Elang Brontok sering disebut dengan Burung Rajawali ini memiliki nama ilmiah Nisaetus cirrhatus. Elang Brontok memiliki ukuran tubuh dari paruh hingga ekor sepanjang 60-80cm. Bentangan sayap Elang Brontok dapat mencapai 1.5-2x panjang tubuhnya. Elang Brontok memiliki warna bulu yang dapat berubah-ubah menyesuaikan kondisi musim sehingga bagi pengamat burung nasional maupun internasional sering disebut sebagai Changeable Hawk Eagle (CHE). Perubahan warna bulu pada elang brontok dapat terjadi sebanyak 3x fase dalam satu tahun. Pada musim penghujan, warna bulu elang brontok cenderung lebih gelap, berwarna coklat kehitaman dan garis hitam di ujung ekor, disebut sebagai fase gelap. Pada musim kemarau yang cenderung panas, warna bulu bagian atas berubah menjadi coklat abu-abu gelap dengan warna bulu bagian bawah berwarna putih dengan corak garis memanjang berwarna hitam, disebut sebagai fase terang. Selain itu, terdapat sebuah fase dimana adanya percampuran kedua ciri fase gelap dan fase terang sehingga warna dan motifnya terlihat tidak beraturan, disebut dengan fase peralihan.

Foto oleh : Shahinmusthafa

       Elang Brontok merupakan burung predator (raptor) yang biasa memakan daging sebagai pakan utamanya. Dalam berburu mangsa, daerah jelajah (home range) elang brontok dapat menyebar hingga radius 50km. Elang brontok yang cenderung hewan menyendiri (soliter) memiliki radius rumah (teritorial) seluas 2-5 km. Jika terdapat spesies elang lain yang memasuki daerah teritorialnya, elang brontok dapat menyerang untuk mempertahankan wilayahnya.

Foto oleh : Tran Tuan Long

       Elang Brontok biasa hidup menyendiri dan akan mencari pasangan saat memasuki musim kawin dalam 2-3 tahun sekali. Sarang elang brontok berada pada dataran rendah dibawah 1000 mdpl, sesuai dengan kondisi geografis KHDTK Gunung Bromo. Elang brontok membuat sarang pada ketinggian 30-50 meter diatas permukaan tanah. Sarang biasanya terbuat dari patahan ranting dan daun yang telah mengering. Ukuran sarang terbilang cukup besar yakni berdiameter sekitar 60-90 cm. Di KHDTK Gunung Bromo, terdapat 2 sarang elang brontok yang dapat dijumpai jika memasuki kawasan hutan.

Foto oleh : Tim Fauna KHDTK Gunung Bromo

      Dalam sekali musim kawin, elang brontok betina hanya menghasilkan 1 butir telur saja. Oleh karena itu, status populasi elang brontok menurut IUCN Redlist selalu mengalami penurunan. Sedikitnya jumlah individu elang brontok mengakibatkan sedikitnya penelitian dan publikasi ilmiah mengenai temuan elang brontok di penjuru dunia. Oleh karena itu, mari kita lindungi bersama aset berharga di KHDTK Gunung Bromo, stop perburuan liar, stop rusak lingkungan, mari bersama kita jaga eksistensi fauna dengan menjaga habitat mereka agar tidak terjadi kepunahan.

Status Konservasi IUCN RedList

Satwa KHDTK Gunung Bromo UNS : Elang Brontok

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *